BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di
masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status
gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk
menilai status gizi. Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi
masyarakat selalu menggunakan metode tersebut. (Supariasa, 2002)
Antropometri
merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara universal, tidak mahal,
dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan komposisi dari
tubuh manusia. Hal itu, membuat
antropometri penting untuk kesehatan masyarakat dan juga secara klinis yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan sosial dari individu dan
populasi. (Supariasa, 2002)
Antropometri
dapat dibagi menjadi dua, yaitu Antropometri Statis / structural (Pengukuran
manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh) dan Antropometri
dinamis/fungsional (pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam
keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat
pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya). (Supariasa, 2002)
Selain
itu, aplikasi antropometri mencakup berbagai bidang karena dapat dipakai untuk
menilai status pertumbuhan, status gizi dan obesitas, identifikasi individu,
olahraga, militer, teknik dan lanjut usia. Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu ;
pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang
antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda.
Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau
dan pertumbuhan massa jaringan
menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat
pengukuran. (Supariasa, 2002).
Setelah dilakukan pengukuran di Posyandu Ramin III saya mengambil salah satu bayi
sebagai sampel untuk dihitung nilai kebutuhan gizi.
1.2 Ulasan Kasus
1.
Identitas
Balita
Nama
: Abdul Gani
Nama
orangtua
Ayah : -
Ibu : Ny.Murni
Alamat
: Jl. Jati Raya
Tanggal
lahir : 27 Agustus 2012
Kelahiran
tunggal/ kembar : Tunggal
Berat
lahir : 3,8
Kg
Panjang
badan lahir : -
Kelahiran
ke : 1
Umur
berhenti menyusui : Gani
masih menyusu sampai sekarang
Tujuan
kunjungan : Pemeriksaan Kesehatan
Umur : 5
Bulan
2.
Data
Subyektif
a.
Riwayat
Nutrisi
Ibu Murni hanya memberikan ASI pada Gani, sampai sekarang dan Ibu
Murni berencana untuk memberikan ASI eksklusif sampai Gani genap berumur 6 bulan. Ibu Murni berencana akan memberikan MPASI seperti
bubur susu dan pisang kepada Gani setelah Gani berumur 7 bulan.
b.
Riwayat
Penyakit
Ø Sekarang
Ketika dilakukan penimbangan berat badan terhadap Gani, menurut pernyataan ibu Gani tidak terjadi
perubahan berat badan terhadap Gani/sama dengan penimbangan berat badan pada
bulan sebelumnya.
Ø Dahulu
Berdasarkan
pernyataan ibu Murni,
Gani jarang sekali terserang sakit dan jika ada sakit
Gani hanya batuk, pilek dan demam.
Ø Keluarga
Keadaan
orang tua Gani tidak ada yang mengalami penyakit
apapun dan Ibu Murni
terlihat sehat dan baik pada saat mengantar anaknya ke posyandu.
c.
Data
Sosial Ekonomi
Ibu
Murni adalah seorang ibu rumah tangga yang mengurus anaknya dan
mengurus semua urusan rumah tangga. Mereka hidup sederhana dan dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
3.
Data
Obyektif
a.
Data
Antropometri
Nama : Abdul Gani
Jenis kelamin : Laki-laki
PB : 68,8 cm
BB : 8 kg
Umur : 5 bln
BBI : n+9 = 7
kg
2
¨ BB/U
Median :
7,5
1 SD :
8,4
Z-Score : 8 - 7.5 = 0.5 = 0,55 ( status gizi normal )
8.4 - 7.5 0.9
¨ PB/U
Median :
65,9
-1 SD :
68,0
Z-Score : 68.8 - 65.9 = 2.9 = 1,38 (status gizi normal )
68.0 - 65.9 2.1
¨ BB/TB
Median :
8,1
1 SD :
7,5
Z-Score : 8 - 8.1 = -0.1 = -0,16
( status gizi normal )
8.1 - 7.5 0.6
¨ IMT/U
Median :
17,3
-1 SD :
15,3
IMT : 8 = 16,90
(0.688)2
Z-Score : 16.90 - 17.3 = -0,4 = -0,2 ( status gizi normal )
17.3 - 15.3 2
b.
Data
Fisik Klinis
Abdul Gani mempunyai postur tubuh yang sedang dan sedikit gemuk, selain itu juga dia tidak rewel pada saat ditimbang dan diukur berat dan panjang
badannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Status
Gizi
Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu.
Contoh: Gondok merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran
yodium dalam tubuh (Supariasa. IDN, 2002: 18).
Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari
nutriture seorang individu dalam suatu variabel (Hadi, 2002).
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir
dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya
(Gibson, 1990).
Status gizi adalah ukuran keberhasilan
dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang
didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000:
1).
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
2.2.1 Faktor
External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:
1) Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf
ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga
tersebut (Santoso, 1999).
2) Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan,
sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status
gizi yang baik (Suliha, 2001).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).
4) Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah
laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).
2.2.2 Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
1) Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang
dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).
2) Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang
lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka
yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan,
karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan
cepat (Suhardjo, et, all, 1986).
3) Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan
atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et,
all, 1986).
2.3
Faktor Yang Membantu Tercapainya Status Gizi yang Baik
Ada beberapa faktor yang membantu tercapainya status gizi
yang baik, antara lain (Barasi, M.E, 2007: 90) :
1. Aktivitas fisik
Aspek ini mempertahankan kebutuhan energi dan nafsu makan,
menjamin asupan makanan yang adekuat, serta mempertahankan massa otot, yang
menunjang hidup mandiri dan kemampuan menyediakan makanannya sendiri.
2. Interaksi sosial
Hal ini mendorong orang untuk makan dan mempertahankan minat
mereka terhadap makanan.
3. Pemilihan makanan
Pemilihan makanan dari berbagai macam jenis, yang mencakup
semua kelompok makanan dalam jumlah yang sesuai.
2.4
Metode Penilaian Status Gizi
Penilaian
status gizi ada 2 macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung dan
penilaian status gizi secara tidak langsung ( Supariasa. IDN, 2002: 18).
A.
Penilaian
Status Gizi secara Langsung
Penilaian
status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian, yaitu:
1. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia,
ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot
dan jumlah air dalam tubuh.
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status
gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa
indeks antropometri yang sering digunakan yaitu:
a.
Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat
labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur. Mengingat karakteristik berat badan yang labil,
maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current
Nutrirional Status).
b.
Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring
dengan pertambahan umur.
c.
Berat badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi
badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan
pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.
d.
Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi,
anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa
diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) lainnya, seperti adanya edema, asites
dan hepatomegali.
Rumus
perhitungan IMT adalah sebagai berikut:
IMT
= berat badan (kg)
tinggi badan (m) x tinggi badan (m)
Batas ambang IMT untuk Indonesia, adalah sebagai berikut:
IMT
< 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan
tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK)
berat.
IMT
17,0-18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan Kekurangan Berat Badan
tingkat ringan atau KEK ringan.
IMT
18,5-25,0: keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.
IMT
25,1-27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan
tingkat ringan.
IMT
> 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan
tingkat berat.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat
dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan organ-organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara
cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan
untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan
fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh, antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
4. Biofisik
Merupakan metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dan
jaringan.
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja endemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
B.
Penilaian
Status Gizi Secara Tidak Langsung
Dapat
dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Survei Konsumsi Makanan
Merupakan metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi
pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan zat gizi
b. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan menganalisis data beberapa
statistic kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan
dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan
gizi.
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator
tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
c. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi,
dan lain-lain.
Untuk mengetahui penyebab malnutrisi disuatu masyarakat
sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
2.5 Alat dan Langkah Penggunaan serta Gambar
Pengukuran Antropometri
1. Timbangan DACIN
Timbangan
gantung ( Dacin) dan sarung timbang digunakan untuk bayi dan anak dibawah usia
2 tahun. Mereka harus ditimbang denagn tidak memakai baju atau dengan
menggunakan baju seminimal mungkin. Setelah meletakkan bayi pada sarung, berat
badan akan dapat diketahui dengan membaca skala.
2.
Tinggi
Badan ( Panjang badan)
Tinggi badan
untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi
baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun
pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan
berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun.
Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup
pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki
peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti
pada usia 18 – 20 tahun.
Cara pengukuran
tinggi badan anak adalah :
a. Usia kurang dari 2 tahun :
1. Siapkan papan
atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur
(meteran)
2. Baringkan anak
telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada meja
(posisi ekstensi)
3. Luruskan bagian
puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan meja
pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4. Apabila tidak
ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda pada
tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada
bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak
antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur.
b. Usia 2 tahun atau lebih :
1. Tinggi badan diukur dengan posisi
berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan bokong, punggung dan bagian
belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat
pengukur.
2. Tentukan bagian atas kepala dan
bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi horizontal dengan bagian
kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
3. Microtoice
Mikrotoise
adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang. Dalam menggunakan
mikrotoise seseorang perlu berhati-hati dan teliti saat memasang alat sebelum
digunakan.Selain itu perlu diperhatikan pula prosedur pelaksanaan pengukuran
tinggi bada yang tepat untuk mendapatkan hasil yang benar.
Cara pemakaian microtoice :
a.
Pilihlah tempat dengan
dinding vertical (sedapat mungkin 90 derajat) dan permukaan lantai yang
horizontal (180 derajat).
b.
Letakan microtoise di
lantai dan tarik pita sentimeter ke atas sepanjang dinding sampai angka “0”
muncul dan persis pada penunjuk angka microtoise.
c.
Pasang ujung microtoise
pada dinding dengan paku/ lakban.
d.
Periksa kembali alat
penunjuk angka pada microtoise di lantai apakah masih menunjukan angka “0”.
Jika tidak pasang ulang posisi microtoise yang benar.
e.
Subjek yang akan diukur
tidak boleh menggunakan alas kaki dan topi.
f.
Mikrotoa digeser ke atas
sehingga lebih tinggi dari subjek yang akan di ukur.
g.
Pastikan bahwa subjek
tersebut tidak menggunakan alas kaki dan tutup kepala (Topi).
h.
Subjek yang akan diukur
berdiri tegak lurus dan rapat ke dinding tepat dibawa mikrotoa (kepala
bagian belakang, bahu bagian belakang, pantat dan tumit harus rapat ke dinding
serta pandangan rata ke depan)
i.
Geser mikrotoa sampai
menyentuh tapat pada bagian atas kepala dan pastikan sisi mikrotoa tetap
menempel rapat ke dinding.
j.
Lalu baca penunjukan
mikrotoa dengan pembacaan dilakukan dari arah depan tegak lurus dengan
mikrotoa (Posisi pembacaan sangat mempengaruhi hasil tinggi badan.
k.
Pencatatan tinggi badan
silakukan dengan ketelitian satu angka sibelakang koma. (0,1)
2.6 Macam
Klasifikasi Status Gizi
Tabel
1. Kategori Status gizi berdasarkan Indeks IMT/U
Status
|
Z-Score
|
Sangat
kurus
|
<
-3 SD
|
Kurus
|
≥
-3 SD s/d < -2SD
|
Normal
|
≥
-2 SD s/d +2 SD
|
Gemuk
|
>
+2 SD
|
Tabel
2. Kategori Status gizi berdasarkan Indeks BB/U
Status
|
Z-Score
|
BB
buruk
|
<
-3 SD
|
BB
Kurang
|
≥
-3 SD s/d < -2SD
|
BB
Baik
|
≥
-2 SD s/d +2 SD
|
BB
Lebih
|
>
+2 SD
|
Tabel
3. Kategori Status gizi berdasarkan Indeks TB/U
Status
|
Z-Score
|
Sangat
pendek
|
< -3 SD
|
Pendek
|
≥
-3 SD s/d < -2SD
|
Normal
|
≥
-2 SD s/d +2 SD
|
Tinggi
|
>
+2 SD
|
Tabel 4. Kategori
Status gizi berdasarkan Indeks BB/TB
Status
|
Z-Score
|
Sangat
Kurus
|
<
-3 SD
|
Kurus
|
≥
-3 SD s/d < -2SD
|
Normal
|
≥
-2 SD s/d +2 SD
|
Gemuk
|
>
+2 SD
|
Sumber
: Depkes RI, 2002.
2.7 Pengukuran pola asuh gizi
Pengukuran pola asuh
gizi didasarkan pada kuesioner yang berkaitan dengan pola pemberian makan baik
kuantitas maupun secara kualitas. Pola asuh gizi ini berkaitan dengan perawatan
dan perlindungan bagi ibu untuk anaknya, penyiapan makanan, kebersihan diri dan
sanitasi lingkungan serta praktek kesehatan dirumah dan pola pencarian
kesehatan.(Soekirman, 2006).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Masalah
Masalah yang didapat dalam kasus ini
adalah :
Dari
hasil perhitungan Z-score dengan empat indikator dan hasil data pengamatan yang
didapat dari buku
GPA ditemukan hasilnya, yaitu Abdul
Gani
memiliki status gizi normal.
3.2 Intervensi
Memberikan konsultasi kepada ibu Murni
untuk tetap
memberikan ASI eksklusif kepada Gani. Dan memberikan MPASI bila Gani telah
berumur lebih dari 6 bulan.
Terapi Edukasi
-
Tujuan
Adapun tujuan diadakannya konsultasi ini adalah mempertahankan
status gizi baik pada Abdul Gani.
Jangka
Pendek : 1. Memberikan asupan gizi yang tidak berlebihan untuk
balita.
Jangka
Panjang : 1. Mengatur
pola makan seimbang dan sesuai dengan pertambahan usianya
-
Sasaran :
Orang tua Abdul Gani
-
Waktu :
± 30 menit
-
Tempat :
Posyandu Ramin III
-
Metode :
Ceramah, Tanya jawab
-
Alat bantu : Buku GPA dan KMS
-
Materi konsultasi : Pola
Makan Anak dan Status Pertumbuhan
-
Evaluasi :
Diberikan
pertanyaan sebagai feed back bahwa orang tua
Gani memahami serta menjalankan anjuran
yang diberikan, dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut :
a. Berapa umur anak ibu sekarang ?
b. Apakah anak ibu
masih menyusui ?
c. Dari umur berapa anak ibu di beri
ASI ?
d. Selain ASI apakah ibu juga
memberikan MPASI ?
e. MPASI yang
seperti yang apa ibu berikan ?
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pengukuran antropometri yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Status
gizi Gani
berdasarkan indikator BB/U,
PB/U,
BB/PB, dan IMT/U
masuk kedalam kategori status gizi normal.
4.2 Saran
Adapun
saran yang dapat diberikan kepada orangtua Gani yaitu :
-
Sebaiknya ibu tetap memberikan ASI
eksklusif sampai anak berusia 6 bulan.
-
Sebaiknya
ibu membawa anaknya ke posyandu setiap bulan.
DAFTAR
PUSTAKA
Andrews,
G, (2010), Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita: EGC. Jakarta
Arisman.
(2010), Gizi Dalam Daur Kehidupan: EGC. Jakarta
Barasi,
M. E, (2007), At A Glance Ilmu Gizi: Erlangga. Surabaya
Baziad,
Ali. (2003), Menopause dan Andropause: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta
Baziad,
Ali. (2010), Waspadai Menopause Dini. http://m.okezone.com diakses pada 7
Pebruari 2011
Lestari,
D. (2010), Seluk Beluk Menopause: Gara Ilmu. Jogjakarta
Notoatmodjo,
S. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta. Jakarta
Nursalam.
(2008), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Salemba
Medika. Jakarta
Paath,
E. F. (2005), Gizi Dalam Kespro: EGC. Jakarta
Prawirohardjo,
S. (2005), Ilmu Kandungan: Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Soekirman. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus
Kehidupan Manusia. Jakarta: PT Primamedia Pustaka.
Sugiyono.
(2007), Statistika Untuk Penelitian: Alfabeta. Bandung
Supariasa,
I.D.N. (2002), Penilaian Status Gizi: EGC. Jakarta
Tirtawinata,
T.C. (2006), Makanan Dalam Prespektif Al Qur’an dan Ilmu Gizi: FKUI. Jakarta
Utama,
H. (2006), Gizi Sehat Untuk Perempuan: FKUI. Jakarta
Varney,
H. (2007), Buku Ajar Asuhan Kebidanan: EGC. Jakarta
Wynn Las Vegas to open casino operations in Jan.
BalasHapusWynn Las Vegas has announced the opening of a 포천 출장샵 $2.6 billion 부산광역 출장샵 expansion project 진주 출장샵 in the 수원 출장샵 resort, 경상북도 출장샵 Wynn Resorts.