Minggu, 27 Januari 2013

pengolahan minyak kelapa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pembuatan minyak kelapa merupakan tindakan pasca panen yang sangat penting untuk buah kelapa. Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Minyak kelapa sering dipergunakan sebagai bahan baku industri dan  pembuatan minyak goreng. Selain itu, minyak kelapa baik digunakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Maka, tidak heran minyak kelapa atau yang biasa dikenal sebagai virgin coconut oil ini sempat menjadi incaran banyak orang.
Teknik pembuatan minyak kelapa yang baik dapat meningkatkan dan menjaga kualitas dan kuantitas minyak yang dihasilkan. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging buah kelapa. Mengekstrak minyak dari daging buah kelapa merupakan teknik pembuatan tradisional yang masih sering dipergunakan karena mudah dilakukan serta tidak memerlukan banyak biaya. Namun masih terdapat kelemahan pada teknik tersebut yaitu rendahnya rendemen yang dihasilkan.

1.2  Tujuan
Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari  pratikum pembuatan minyak kelapa secara tradisional, yaitu:
1.      Mengetahui teknik pembuatan minyak kelapa secara tradisional yang baik.
2.      Mengetahui rendemen minyak yang dihasilkan dari teknik pembuatan minyak kelapa secara tradisional
3.      Mengetahui waktu yang diperlukan dalam pembuatan minyak kelapa secara tradisional



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Kelapa (cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau atau coklat, buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air, endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp (Suhadijono dan Syamsiah, 1988).
Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua, embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (kentos).
Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Salah satunya dapat dibuat minyak kelapa  (Suhadijono dan Syamsiah, 1988).
2.2 Minyak Kelapa
Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB.
Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur.
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.

Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan, yaitu:
  • tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah
  • pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta
  • penggunaan energi yang minimal, karena tidak menggunakan bahan bakar, sehingga
  • kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak.

Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan
minyak goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan.
Minyak kelapa memiliki banyak manfaat bagi manusia. Minyak kelapa biasa digunakan untuk berbagai bahan baku industri atau sebagai minyka goreng. Selain itu, minyak kelapa dapat dipakai untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes, jantung, kolesterol, kangker, dan lain-lain. Hal ini salah satunya dikarenakan miyak kelapa memiliki kandungan asam laurat yang tinggi.
Teknik pembuatan minyak kelapa secara umum dapat digolongkan menjadi 3 cara, yaitu teknik basah, teknik pres, dan teknik ekstraksi pelarut. Teknik basah merupakan teknik yang paling sederhana. Secara garis besar minyak yang dihasilkan dari teknik ini adalah dengan memisahkan minyak pada santan hasil remasan parutan buah kelapa segar. Pemanasan dan sentrifugasi merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan minyak pada santan yang dihasilkan. Namun, dengan melakukan intensifikasi teknik basah ini dapat digolongkan lagi menjadi tekinik basah tradisional, basah fermentasi, basah lava process, dan teknik basah kraussmaffei process. Teknik pres dan ekstraksi pelarut menggunakan kopra sebagai bahan bakunya dan memerlukan biaya relatif besar karena harus membeli alat, mesin, dan larutan pelarut.
2.3 Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi ( Winarno, 1999 dan Suhardiman, 1999).
Cara fermentasi ini dalam pembuatan minyak kelapa termasuk cara basah, san tan didiamkan untuk memisahkan skim dari krim. Selanjutnya krim difermentasi untuk memudahkan penggumpalan bagian bukan minyak (terutama protein) dari minyak pada waktu pemanasan. Mikroba yang berkembang selama fermentasi, terutama mikroba penghasil asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan protein santan mengalami penggumpalan dan mudah dipisahkan pada saat pemanasan ( Winarno, 1999 dan Suhardiman, 1999).







BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
·        Neraca / timbangan
·        Baskom
·        Gelas ukur
·        Spatula
·        Saringan
·        Wajan
·        Kompor

3.1.2 Bahan
·         Kelapa parut yang cukup tua 200 gram
·         Air 600 gram

3.2 Cara Kerja
a)      Kelapa yang sudah diparut dengan seberat 200 gram, ditambah kan  air 600 ml dengan perbandingan 1:3 .
b)      Setelah dicampurkan, lalu disaring untuk memperoleh  santan.
c)      Kemudian santan dimasakdalam api kecil dan terus diaduk hingga menghasilkan minyak.








3.3 Diagram Alir
Kelapa parut  200 gram
Air 200 ml 1:3
Ambil Santannya
Ambil Santannya
Dimasak diapi yang kecil, sambil diaduk
Ambil lapisan minyak yang bening
Amati hasil


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari 200 gram kelapa parut yang sudah di fermentasi dapat menghasilkan ± 28 ml minyak kelapa. Minyak kelapa yang dihasilkan berwarna bening kekuningan dan beraroma khas minyak kelapa.

4.2 Pembahasan
Minyak kelapa merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah kelapa. Secara umum pembuatan minyak kelapa terbagi menjadi 3 macam, yaitu: teknik basah, teknik pres, dan teknik ekstraksi pelarut. Teknik basah merupakan teknik yang paling sederhana. Secara garis besar minyak yang dihasilkan dari teknik ini adalah dengan memisahkan minyak pada santan hasil remasan parutan buah kelapa segar.
Dalam praktikum ini dilakukan teknik basah fermentasi. Teknik fermentasi yang digunakan dalam pembuatan minyak ini berbahan 500 gram kelapa parut dan fermipan atau ragi 3 gram. Minyak kelapa yang dihasilkan dari kegiatan praktikum ini sebanyak 100 ml. kandungan minyak kelapa sangat dipengaruhi oleh banyak variabel yang sangat berpengaruh. Selain habitat tanaman kelapa yang dipakai, varietas juga sangat berpengaruh, umur pohon kelapa yang lebih tua jauh lebih baik, demikian pula umur panen buah kelapa segar yang sudah dipanen. Buah kelapa yang cukup umur untuk dibuat sebagai bibit, memiliki kandungan total minyak yang maksimal.
Teknik pembuatan minyak kelapa yang tidak efektif dan tidak efisien. Tempat perebusan relative tidak begitu besar sehingga diperlukan waktu yang lebih lama dalam pembuatan minyak kelapa.selain itu, api yang digunakan tidak sempurna, sehingga akan menghambat pemisahan antara minyak dengan santan kelapa.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Minyak kelapa adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa. Minyak kelapa memiliki manfaat bagi manusia. Minyak kelapa biasa digunakan untuk berbagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng . Selain itu, minyak kelapa dapat dipakai untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes, jantung, kolesterol, kanker, dan lain-lain. Dalam praktikum ini metode yang kami gunakan dalam pembuatan minyak kelapa adalah Metode Tradisional.

5.2 Saran
Untuk menghasilkan minyak kelapa yang banyak, maka pada saat memeras santan harus benar-benar keluar ekstrak santannya. Pada saat pemanasan, api harus benar-benar diperhatikan, karena api yang kecil akan membuat proses pemasakan lambat dan minyak tidak keluar dengan cepat.










DAFTAR PUSTAKA

Baswardjojo, D. 2005. Seluk Beluk Pembuatan Minyak Kelapa dan VICO.INDO-COCO.-:1-8
Suhadijono dan Syamsiah, 1988. Pengolahan produksi kelapa. Jakarta. Gramedia Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar